Ali Muharam, Berawal Dari Pencuci Piring Hingga Menjadi Pengusaha Sukses
Siapa
disini yang tak kenal cemilan ringan bernama ‘Makaroni Ngehe’?. Cemilan ringan
yang satu ini telah berhasil mencuri hati masyarakat terutama anak muda. Lalu,
siapasih sebenarnya pemilik ‘Makaroni Ngehe’?. Dari pada dibuat penasaran, mari
kita cari tahu siapa orang dibalik cemilan ringan ini.
Pengusaha
muda Ali Muharam inilah pemilik cemilan ringan ‘Makaroni Ngehe’, pria yang
menginjak usia 34 tahun ini lahir di Tasikmalaya dan terlahir dari keluarga
yang cukup sederhana. Sejak kecil dirinya sudah mulai tertarik masuk ke dunia
wirausaha, karena kedua orang tuanya berbisnis barang rongsokan dan ia sering
diajak olah orang tuanya untuk mencari barang, Bahkan, saat ayahnya sudah
meninggal dan ekonomi keluargnya terbatas ia mencoba untuk berjualan kantong
kresek di pasar saat hari raya. Tak disangka-sangka hasil jualan tersebut dapat
menghasilkan uang yang cukup untuk dirinya dan keluarga. Bahkan, ia tak perlu
meminta uang jajan kepada ibunya.
Perjuangan Untuk Merantau
Setelah
lulus SMA sebenarnya ia ingin melanjutkan untuk kuliah tetapi karena faktor
keuangan akhirnya ia tak lanjut kuliah. Walaupun sedikit merasa kecewa, ia pun
tak berhenti sampai di situ saja. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk
merantau ke Jakarta demi mendapatkan sebuah pekerjaan. Sebelum pergi ke Jakarta
ia sempat membantu saudaranya berjualan sandal di Kebumen, bahkan ia juga
sempat diajak saudaranya menjadi office
boy di salah satu yayasan di Bogor. Karena, tekad awalnya ingin merantau di
Jakarta akhirnya ia pergi ke Jakarta dan meninggalkan kota Bogor.
Sesaatnya
sampai di Jakarta, ia terus mencari berbagai macam pekerjaan untuk
keberlangsungan hidupnya selama merantau di Jakarta. Bahkan, ia sering sekali
tak bisa makan karena kehabisan uang. Ada satu waktu, ia ditawarkan menjadi penerjemah
orang Sri Langka, EO, dan pada tahun 2007 ia bekerja di Depdiknas. Selain itu,
ia pernah menjadi penulis skrip film dan ditawarkan menjadi seorang penulis. Ia
pun sempat merasa jenuh, karena dari awal ia bekerja pada tahun 2007 hingga
2012 pendapatan yang dihasilkan tak seberapa bahkan ada beberapa gaji yang
tersendat.
Di
akhir tahun 2012, ia memutuskan untuk kembali ke Tasikmalaya. Saat itu juga, ia
berpikir jika terus-terusan menjadi karyawan penghasilan perbulannya tidak
seberapa dibandingkan ia harus mendirikan sebuah usaha. Akhirnya, ia membanting
stir untuk menjadi seorang pengusaha dan tidak menjadi karyawan lagi. Ia
berharap saat itu, jika pilihannya tepat untuk mendapatkan kehidupan yang cukup
baik dan penghasilan yang cukup.
Bermodal Nekat Menjadi Pengusaha
Akhirnya
ia membuka usaha makaroni, ide itu muncul karena ia teringat ibunya yang sering
membuatkan makaroni kering di rumah. Ibunya pun turut memberikan saran
kepadanya untuk membuka usaha makaroni saja. Bahkan, bersama ibunya ia
menghitung secara rinci pengeluaran dan menentukan harga jualnya.
Awalnya,
ia hanya memulai berjualan makaroni dengan gerobak dan dalam sehari ia dapat
memproduksi cukup banyak serta mendapat keuntungan mencapai Rp. 3 juta. Bermodal
uang yang seadanya, ia memiliki bertekad untuk mengembangkan usahanya menjadi
luas di kalangan masyarakat. Ia juga mencari tambahan modal usaha dengan
meminjam uang ke salah satu temannya Rp. 20 juta padahal saat itu, ia tidak tahu
bagaimana cara mengembalikan uangnya. Modal hasil pinjaman tersebut ia jadikan
untuk menyewa tempat untuk mengembangkan usaha makaroninya di daerah Jatinagor.
Cemilan
ringan ini lah yang ia beri nama ‘Makaroni Ngehe’, ia menambahkan nama ‘Ngehe’
itu bukan berarti kasar tetapi untuk mengingatkan kepada dirinya untuk tidak
mengulangi kehidupan yang dulu. Tetapi, pada saat ia mulai membuka outletnya,
hanya segelincir orang yang membeli makaroninya itupun karena mereka penasaran.
Cukup memakan waktu cukup lama, ia harus sabar menunggu pelanggan yang datang
ke outletnya. Seling beberapa bulan ia menunggu, akhinya banyak pelanggan yang
mulai mampir dan membeli. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang rela mengantri
panjang untuk merasakan rasa makaroninya.
Sukses Menjalankan Usaha
Berjalannya
waktu, ia sempat kebingungan karena banyak pembeli yang terus berdatangan sedangkan
saat itu karyawannya tidak begitu banyak. Lalu, ia memutuskan untuk menambahkan
karyawannya bahkan secara perlahan ia bertekad untuk membuka beberapa cabang.
Omzet yang ia dapat pun perlahan juga terus meningkat bahkan sempat mencapai
Rp.3 miliar perbulannya. Sekarang, usahanya sudah tersedia 34 cabang di
beberapa kota besar di pulau Jawa, dan sudah memiliki karyawan yang cukup
banyak.
Itulah
sosok Ali Muharam, pengusaha muda yang memiliki tekad yang cukup tinggi untuk
membangun usahanya. Bahkan, ia harus melewati pahit dan manisnya berbagai jenis
kehidupan. Hingga akhirnya, ia dapat menikmati kesuksesan yang telah ia capai
dan selalu menghargai perjalan yang pernah ia alami.
Komentar
Posting Komentar